Jumat, Oktober 24, 2008

precious


And so it is...
Kemaren adalah hari yang cukup melelahkan buat gw. setelah setengah pagi meeting panjang untuk beberapa agenda project di kantor. pas jam makan siang, gw kudu dah on the way ke daerah pegangsaan, klapa gading sono buat datengin pabrik yg mo ngadain simulasi emergency responses. well secara dah waktu brangkat dari sini perut dah kroncongan, gw paksain diri ini and crew buat makan dulu di daerah gading batavia. abis itu barulah kita on the way to the spot sesuai rencana.

Sesampainya disono, yah nothing special happen. semua berjalan sesuai dengan rencana, semua baik-baik saja...sampai ketika tiba-tiba gw dapet telpon dari salah seorang dokter specialis yang gw kenal. dia bilang di telpon bahwa karyawan tempat gw yang lagi di rawat di hospitalnya ternyata sudah dalam genggaman kanker paru stadium 3b, dan bukan hanya sekedar penyakit tbc biasa. banyak dia bicara di telpon tentang perawatan medis dan segala macem tentang kondisi si sakit, namun yang ada di kepala gw cuman kata-katanya bahwa si sakit dah gak ada harapan lagi, dan mungkin saja tinggal menunggu waktu yang kemungkinannya tidak lama lagi.

Kata-kata menyedihkan itu yang berputar terus di kepala gw, dan juga pikiran bahwa si sakit yang sudah berkeluarga itu anaknya baru berumur 4 tahun. for a moment, gw ngerasa dunia brenti. sedikit banyak berita ini bikin gw kaget, kaget bahwa anything could happen in any time...hal yang selama ini gw juga dah tahu tapi sangat jarang gw perhatiin. akhirnya acara hari itu gw putuskan buat dipercepat and kita dah cabut dari sana 1 jam sebelum waktunya.

Kita langsung on the way ke hospital and karena ujan yang cukup deres di tol, tersendat-sendatlah perjalanan kita. dan mobil yang biasanya ramai dah kaya bawa anak-anak tk jalan-jalan, kali ini sepi senyap hanya da suara radio yang diputar. kita semua tenggelam dalam pikiran masing-masing setelah mendengar kabar yang menyesakkan itu. well, sebenernya gak tahu juga seh. semua diam karena kaget dengan berita itu atau emang karena kedinginan aja...but no one speak at that time. sampe akhirnya kita sampai juga di hospital.

And sesampainya disana, kita semua ktemu sama istrinya and si sakit tentunya. kita ngobrol ksana-ksini and akhirnya sampailah pada saatnya si sakit bertanya dengan wajah penuh pengharapan..."pak, kira-kira saya bisa bertahan brapa lama lagi..?" duh Gusti..,gw gak tahu mo ngomong apa. gw nengok ke bininya, matanya dah sembab seperti orang yang dah habis-habisan nangisnya, gw nengok ke crew, cuman pada diem and sepertinya juga nunggu gw bakal jawab apa....yah, pada akhirnya gw jawab aja, "tanya aja sendiri ma Allah, lu kata gw Nabi..? dah deh, daripada lu nanya kaya gitu mending lu nanya ma dokter, dok, biar gw tetep bisa fit and nambahin umur biar kata cuman semenit, gw kudu ngapain..?" mulut gw senyum-senyum waktu ngoceh itu but hati gw miris banget...

Smua kekawatiran dia, dia critain, tentang anaknya yang masih 4 tahun, tentang istrinya, tentang rumahnya, tentang kluarganya, tentang pekerjaan...sial ! gak pernah kebayang seumur-umur gw kerja bakal ngadepin kondisi ini. dia nangis, bininya sesenggukan, crew matanya pada berair, dan gw kudu kuat nahan diri gak ikutan nangis...?! enak aja...ya mata gw berair juga akhirnya, lu kata gw orang gak punya prasaan apa..?! damn..!!! akhirnya kita semua nyemangatin dia lagi, selalu ambil baiknya, ambil hikmahnya. dan segala kata-kata yang gw sendiri aja ngerasa this is all just busllshit, pa lagi dia si sakit pasti ngerasa banget. tapi mo gimana lagi..? mo ngomong apalagi..?

Ini semua dah diluar kuasa kita sebagai manusia...lah kata dokter yang specialisnya aja dah angkat tangan. karena kondisinya dia tuh kanker paru dah nyaplok 2/3 bagian dari paru-parunya si sakit. jadi pa lagi yang bisa dilakuin kecuali berusaha yang terbaik walopun tahu hasilnya dah gak bakal signifikan lagi sambil berharap keajaiban bahwa paru-parunya yang dilihat dari hasil ct-scan and usgnya dah rusak 2/3nya bisa sehat lagi....

Akhirnya kita pamit buat pulang, dan berusaha secepatnya berkumpul kembali dengan keluarga. hal yang mungkin selama ini terlalu kita anggap remeh karena toh tiap hari pasti kumpul, sampai pada saatnya mata kita ini dibuka bahwa sebenarnya itu tidak seremeh yang kita kira...

Salam,

Selasa, Oktober 21, 2008

perfect


First time I heard his songs, I was so comforted. He is an Ambonesian. He was born in Semarang, Indonesia. And after his birth Sahuleka and his parents moved to Netherlands. Become a Dutch-citizen but although He is a Dutch-citizen, he never forget his homeland. He has many fans in Indonesia.

This is his song’s lyrics that I like

Tomorrow’s near, never I felt this way
Tomorrow, how empty it’ll be that day
It tastes a bitter, obvious to tears that I hide
To know that you’re my only light
I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
Oh, I love you

How many lonely days are there waiting for me
How many seasons will flow over me
’till the emotions make my tears run dry
At the moments I should cry
For I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
It makes me so afraid

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
The reason is still I love you
Daniel Sahuleka - Don't Sleep Away The Night

Salam,

gift


I have learned to lead a life apart from all the rest...
Semalam memang sudah bukan malam bulan purnama lagi, namun langit masih terlihat mempesona dengan taburan bintangnya dan kejernihan langit malam yang sepertinya jarang bisa didapatkan didaerah ini karena tertutup awan hujan. Dalam perjalanan pulang ada hal lucu yang terjadi ketika di salah satu lampu merah yang saya lewati, berhenti di sebelah saya 2 orang gadis tanggung dengan sepeda motornya yang jenis matic. ketika akan tiba waktunya kita harus melaju lagi, mendadak keduanya menoleh ke arah saya dan melempar senyum ramahnya. bukan senyuman menggoda atau senyuman pemikat hati, hanya senyum sapa saya kira.

Dan pagi ini ketika saya bangun kesiangan untuk berangkat kerja, diperjalanan kembali saya temukan senyum ramah semalam dari seorang pengendara sepeda motor yang melaju mendahului saya.

Hah...ternyata setidaknya untuk beberapa jam lalu, saya masih bisa yakin bahwa dunia ini masih ada orang-orang yang baik hatinya dan mau dengan tulus memberikan senyumnya. senyum sederhana yang mungkin akan kita anggap hal sepele namun sebenarnya sangat-sangat kalau saya bisa bilang, berpengaruh besar pada kondisi mental kita. betapa senyum yang sederhana dan sekejap itu dapat menyejukkan sumpeknya kepala dan letihnya badan ini setelah bekerja seharian, menenangkan perasaan ketika kita sedang terburu-buru, dan membuat saya tetap menjadi orang yang berfikir positif [setidaknya sampai saat ini] tentang dunia yang saya tinggali, tentang kehidupan yang saya jalani, dan hal-hal lain yang melintas dalam benak saya.

Dan membuat saya tetap tersenyum ketika menuliskan artikel ini, senyum untuk anda semua, senyum untuk hidup dan kehidupan saya, anda, kita, dan dunia ini...

Salam,



Senin, Oktober 20, 2008

journey


I can't take my mind off you...
saya kehabisan kata-kata untuk meresponnya. sepertinya segala kata-kata yang saya tahu, yang selama ini banyak saya dapatkan selama hidup saya, tak ada satupun yang dapat dirangkai dengan tepat untuk meresponnya...

Keberserahan diri yang tersirat disana menjatuhkan segala tembok penghalang yang saya miliki, membuat saya tertunduk dan berlutut pasrah. hanya menatapnya saja yang sanggup saya perbuat..hanya sekedar menatapnya dengan getaran jiwa yang meluluh lantakkan diri saya, membuat saya membulirkan kristal-kristal bening yang menetes di pipi.

Saya serasa terdekap erat dalam pelukannya yang menghangatkan diri yang kesepian ini, seperti seorang bocah dalam pelukan kasih ibunya, dengan perasaan amannya dia berlindung disana, dengan perasaan sayangnya dia lepaskan semua dalam pelukan itu...dan berharap hal ini tak akan pernah berakhir.

Salam,

Kamis, Oktober 16, 2008

missing ...


when you're gone...
kadang kita baru sadar betapa berharganya seseorang buat kita saat kehadiran mereka sudah tidak lagi bisa kita rasakan. dan betapa banyaknya hal yang siap buat kita lakukan bahkan korbankan hanya untuk dapat membuat mereka hadir kembali dihadapan kita. mengisi hari-hari yang indah maupun menyedihkan bersama, berbagi tawa, berbagi air mata, saling menyalahkan, saling menyemangati dan banyak hal lainnya yang kecil namun "so priceless" ternyata saat mereka tak ada disini lagi.

Seorang teman pernah berkata bahwa dalam membina sebuah hubungan, bukanlah dirinya [pasangan] yang harus dikalahkan agar kita dapat berjalan bersama. namun diri kita sendirilah yang harus dapat kita taklukkan agar kita dapat berkomitmen..

Wow..hanya itu yang terlintas dalam benak saya ketika mendengar pemaparan teman tersebut. is it true..? don't know for sure 'bout that. 'couse this the first time i heard thing like that. should we press our ego then..? and how about our free willing..? that was a give from God that make us different from animal..? ah sudahlah...penat saya memikirkan itu.

but one thing for sure that i knew, kesulitan kita dalam menepati sebuah komitmen lebih pada penyangkalan diri akan kemampuan kita untuk dapat menepatinya, yang datang dalam beribu-ribu bentuk excuse yang dapat dengan sangat cepat terlintas di benak kita sebagai pembenaran dari kesalahan yang kita lakukan.

Salam,

Kamis, Oktober 09, 2008

percaya











fade out again...
beberapa hari ini saya banyak membaca dan mendengar baik dari blog-blog yang ada, artikel maupun lagu-lagu yang kebetulan saya dengarkan membicarakan tentang Tuhan, tentang eksistensinya, tentang rencana-rencananya, tentang segala sesuatu yang dapat menyangkut tentang Dia. Begitu banyak topik, begitu banyak argumen, begitu banyak solusi, begitu banyak orang berpendapat.

saya jadi bertanya-tanya ada apakah ini..? kenapa beberapa waktu ini pembicaraan tentang Dia sepertinya menjadi salah satu topik hangat dimana-mana..? apakah karena masih dalam suasana hari suci salah satu agama di muka bumi ini, ataukah hal-hal lain..? tentu saja saya bertanya apakah ada hal-hal lain, karena banyak pula dari mereka yang melakukan pembahasan ini bukan dari agama yang baru saja melaksanakan hari suci mereka. but what ever lah, yang saya ingin perbincangkan disini adalah tentang kenapa kita masih memperdebatkan Dia..?

bukankah dalam semua kitab agama di dunia ini kita diminta untuk patuh dan tunduk kepada-Nya secara mutlak..? apakah semua kebimbangan dan perdebatan yang ada di muka bumi ini hanya bentuk-bentuk ego manusia saja..? ego sebagai mahluk superior, ego sebagai mahluk yang tidak hanya mampu berfikir dan berpendapat tapi juga bebas berkehendak..? is it all about...? well, kalau ternyata jawabannya iya, apa itu tidak terlalu dangkal sebagai penjelasan terhadap logika kita..? apa itu bukannya suatu alasan yang dibuat-buat saja agar kita sebagai mahluk utama di muka bumi ini tidak kehilangan harga diri atau pridenya ? ataukah ini hanya usaha penutupan malu atau pengalihan perhatian atas adanya kekurangan kita sebagai mahluk yang bebas berkehendak tapi ternyata kebebasan berkehendak itu hanya semu belaka karena kita mendapat ancaman, mau surga atau neraka nantinya..?

ataukah karena hal lain..? dan kalau karena hal lain, lalu apa..? menegakkan eksistensi diri kita sebagai manusia ..? mahluk numero uno di muka bumi yang dengan segala tindak tanduknya dapat menentukan kelangsungan kehidupan seluruh mahluk yang ada di muka bumi dan bahkan bumi itu sendiri...? ataukah pelampiasan kekecewaan atau mencari kambing hitam atas ketidak mampuan kita menjalani kehidupan ini..? pelampiasan rasa marah, kesal, tak berdaya atas kegagalan yang kita alami..? toh ini hal yang manusiawi sekali [mencari kambing hitam atas ketidak mampuan kita] dan karena kita mungkin saja tidak bisa melakukan ini terhadap sesama manusia yang lain karena rasa inferior, jiwa kerdil yang kita miliki lalu kita lampiaskan kepada sesuatu yang wujudnya tidak terlihat [Dia]..? kasihan sekali jika memang begitu keadaannya...

well, saya tidak mau melakukan pen-judgement-an terhadap siapapun maupun alasan apapun, apalagi pemikirin anda-anda semua. saya hanya [seperti telah saya tulis sebelumnya diatas], ingin melakukan hal yang manusiawi yaitu berpendapat, berbagi pemikiran, berbagi rasa, berbagi Dia ... sebelum pada akhirnya kitapun akan hilang dari muka bumi ini

Salam,


Rabu, Oktober 08, 2008

bukti kehadiran


Prove yourself..or u better dead..???!!!
well ini adalah pilihan yang kadang atau seringkali saya, anda dan kita temui dalam suatu masa. entah waktu masih jaman sekolah dulu, waktu sudah kerja atau malah waktu sudah dalam kehidupan rumah tangga.

Semalam [atau subuh tepatnya] ada sebuah film menarik yang saya lihat dimana ceritanya dari 4 sekawan ini, 3 orang sudah hidup mapan dengan kehidupan rumah tangganya masing2 walaupun tetap saja ada kerikil-kerikil kecil yang mengganjal disana. namun satu orang yang tersisa jangankan untuk berumah tangga, berpacaran saja sulit sekali sepertinya. hingga dia harus mencoba untuk menjadi
[secara mental dan perilaku] setiap seorang dari 3 temannya yang lebih berhasil dari dirinya. hingga pada akhirnya dia menyerah dan bingung harus bagaimana lagi karena setelah mencoba menjadi seperti ke 3 temannya itu dia tetap tidak bisa mendapatkan apa harapannya.

Mungkin saya, anda atau kita sering melihat dalam kehidupan sehari-hari disekitar kita hal ini. mungkin juga kita tidak sadar, kita malah berada dalam kondisi ini. berusaha menjadi seperti orang lain agar kita mencapai harapan kita. menafikan apa adanya diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya. hanya mengejar harapan yang berada jauh di angan, jauh dari pandangan kita dan melupakan diri untuk menunduk dan perhatikan tangan kita, tubuh kita, pikiran dan jiwa kita.

Gak salah juga sebenernya hal itu. toh kita masing-masing punya ukuran yang berbeda tentang mimpi, tentang benar dan salah, tentang bagaimana kita menjalani hidup ini dan tentang yang lain-lain lagi. sehingga saya hanya bisa bertanya-tanya saja apakah iya memang terkadang harus seperti itu cara mencapai harapan kita..? kalaupun memang terkadang harus seperti itu, saya hanya bisa berharap saja semoga hal itu tidak menjadi hal yang menjadi pilihan dan dilakukan oleh orang kebanyakan di muka bumi ini. karena saya pribadi akan menjadi kurang nyaman saat ternyata orang yang kemaren, saat ini atau akan datang berinteraksi dengan saya adalah mereka-mereka yang sedang bertopeng menjadi orang lain, bukan karena saya egois atau tidak setuju dengan hal tersebut namun akan sangat melelahkan sekali jika harus belajar lagi mengenal mereka dalam bentuk yang berbeda lagi walaupun mungkin ada penjelasan ilmiah dari mereka yaitu mereka sedang dalam fase pencarian jari diri, pendewasaan ataupun berusaha untuk memperjelas eksistensi keberadaan mereka di kehidupan ini...

Salam,

Senin, Oktober 06, 2008

Sedikit cerita


I might be wrong...
Ok, apa yang salah dari itu..? Gak ada kan..? toh itu adalah hal yang manusiawi. Hal yang wajar saya, mungkin anda, mungkin juga kita berada dalam kondisi itu kan..?

Libur lebaran kemarin, saya banyak melihat banyak orang berlomba-lomba untuk jadi caleg, calon legislatif. mereka pasang foto diri mereka di mana-mana baik bentuk spanduk atau banner dari yang kecil sampe yang ukuran raksasa. dari yang kata-katanya menjual idealisme mereka, menjual image diri mereka sampai yang memanfaatkan moment lebaran ini sebagai bahan tulisan disekitaran foto diri mereka.

Sebenarnya hal itu bukan hal yang aneh dimasa kampanye seperti ini, cuman yang menurut saya ada yang sedikit janggal [sekali lagi ini menurut saya saja loh] seperti berapa besar signifikansi hasil popularitas yang mereka dapat dari penyebaran foto-foto itu untuk mendukung mereka menjadi seorang caleg ? apa dengan menempelkan banner atau spanduk diri mereka dimana-mana akan membuat orang memilih mereka pada hari pemilihan ? mungkin saja iya, toh saya pribadi belum pernah ikut hal-hal seperti ini jadi mana tahu apa yang terjadi dalam proses ini.

Hanya saja, ada satu caleg yang menarik perhatian saya. Saya tidak akan mempromosikan dia karena saya tidak akan sebut nama maupun daerah pemilihannya. namun saya sangat tertarik dengan cara dia kampanye. dia, si caleg ini, hanya memasang banner maupun spanduk di titik-titik strategis di kota tersebut, walaupun dia berasal dari partai besar yang calegnya rata-rata habis-habisan pasang spanduk maupun banner tiap 3 - 5 meter. dia tetap memasang banner maupun spanduknya hanya di titik-titik strategis saja. itupun tidak ada yang berukuran WAH, dalam arti ya ukurannya biasa-biasa saja. tapi, yang menariknya adalah, di semua daerah pemilihannya, pada hari ketiga lebaran, dia datang dengan mengendarai mobilnya, minivan tahun 90an, nyetir sendiri, dan mengetuk semua pintu orang-orang disana. dari toko-toko yang ada, hingga rumah pribadi. dia datang dengan pakaian kaos motif bali, dan celana cargo pendek selutut, dengan sepatu santai, tidak ada anak istri, tidak ada protokoler, hanya dirinya sendiri dengan mobil pribadi yang memang dia punya satu-satunya dan menyetir sendiri pula. ketika ada warga yang tanya kenapa sendiri, dia bilang kan ini hari libur lebaran, yah mereka liburlah masa buat kepentingan saya pribadi saya harus paksa mereka masuk.

Saya mendengarnya seperti antara percaya dan tidak. tidak percayanya adalah, apakah ini hanya propaganda dia saja guna membangun image yang positive atau memang dia orang yang manusiawi ? orang yang ditengah pergulatan dunia politik yang kejam dan kotor [kata sebagian orang] namun masih mampu menjaga rasa kemanusiaannya..? banyak orang yang heran dengan apa yang dia lakukan pada hari itu, termasuk saya juga hingga detik ini membuat tulisan ini. seandainya dia memang manusia yang seperti itu, manusia yang memang masih punya hati nurani, apa dia gak salah jalan dengan masuk ke dunia politik ? dunia yang penuh dengan bargaining, negosiasi dan kemampuan bersilat lidah tingkat tinggi. bisakah dia bertahan disana? bertahan menjaga hati nuraninya..?

memang hanya hal sederhana yang dia lakukan pada hari itu, hanya datang ke setiap pintu di daerah pemilihannya, bersalaman minal aidin, sedikit ramah tamah, kemudian pindah lagi ke pintu yang lain. namun dampaknya sangat-sangat dahsyat. tidak seperti banner-banner yang dipasang tiap 5 meter yang saat ini pun saya sudah lupa seperti apa wajah maupun kata-kata yang tertulis disana. namun dia sangat membekas di ingatan saya. padahal saya hanya pendatang sementara waktu disana, apalagi orang-orang yang memang tinggal disana..???

Semoga hanya saya saja yang terlalu skeptis memandang masa depan dari cerita ini....

Salam,