Senin, Oktober 06, 2008

Sedikit cerita


I might be wrong...
Ok, apa yang salah dari itu..? Gak ada kan..? toh itu adalah hal yang manusiawi. Hal yang wajar saya, mungkin anda, mungkin juga kita berada dalam kondisi itu kan..?

Libur lebaran kemarin, saya banyak melihat banyak orang berlomba-lomba untuk jadi caleg, calon legislatif. mereka pasang foto diri mereka di mana-mana baik bentuk spanduk atau banner dari yang kecil sampe yang ukuran raksasa. dari yang kata-katanya menjual idealisme mereka, menjual image diri mereka sampai yang memanfaatkan moment lebaran ini sebagai bahan tulisan disekitaran foto diri mereka.

Sebenarnya hal itu bukan hal yang aneh dimasa kampanye seperti ini, cuman yang menurut saya ada yang sedikit janggal [sekali lagi ini menurut saya saja loh] seperti berapa besar signifikansi hasil popularitas yang mereka dapat dari penyebaran foto-foto itu untuk mendukung mereka menjadi seorang caleg ? apa dengan menempelkan banner atau spanduk diri mereka dimana-mana akan membuat orang memilih mereka pada hari pemilihan ? mungkin saja iya, toh saya pribadi belum pernah ikut hal-hal seperti ini jadi mana tahu apa yang terjadi dalam proses ini.

Hanya saja, ada satu caleg yang menarik perhatian saya. Saya tidak akan mempromosikan dia karena saya tidak akan sebut nama maupun daerah pemilihannya. namun saya sangat tertarik dengan cara dia kampanye. dia, si caleg ini, hanya memasang banner maupun spanduk di titik-titik strategis di kota tersebut, walaupun dia berasal dari partai besar yang calegnya rata-rata habis-habisan pasang spanduk maupun banner tiap 3 - 5 meter. dia tetap memasang banner maupun spanduknya hanya di titik-titik strategis saja. itupun tidak ada yang berukuran WAH, dalam arti ya ukurannya biasa-biasa saja. tapi, yang menariknya adalah, di semua daerah pemilihannya, pada hari ketiga lebaran, dia datang dengan mengendarai mobilnya, minivan tahun 90an, nyetir sendiri, dan mengetuk semua pintu orang-orang disana. dari toko-toko yang ada, hingga rumah pribadi. dia datang dengan pakaian kaos motif bali, dan celana cargo pendek selutut, dengan sepatu santai, tidak ada anak istri, tidak ada protokoler, hanya dirinya sendiri dengan mobil pribadi yang memang dia punya satu-satunya dan menyetir sendiri pula. ketika ada warga yang tanya kenapa sendiri, dia bilang kan ini hari libur lebaran, yah mereka liburlah masa buat kepentingan saya pribadi saya harus paksa mereka masuk.

Saya mendengarnya seperti antara percaya dan tidak. tidak percayanya adalah, apakah ini hanya propaganda dia saja guna membangun image yang positive atau memang dia orang yang manusiawi ? orang yang ditengah pergulatan dunia politik yang kejam dan kotor [kata sebagian orang] namun masih mampu menjaga rasa kemanusiaannya..? banyak orang yang heran dengan apa yang dia lakukan pada hari itu, termasuk saya juga hingga detik ini membuat tulisan ini. seandainya dia memang manusia yang seperti itu, manusia yang memang masih punya hati nurani, apa dia gak salah jalan dengan masuk ke dunia politik ? dunia yang penuh dengan bargaining, negosiasi dan kemampuan bersilat lidah tingkat tinggi. bisakah dia bertahan disana? bertahan menjaga hati nuraninya..?

memang hanya hal sederhana yang dia lakukan pada hari itu, hanya datang ke setiap pintu di daerah pemilihannya, bersalaman minal aidin, sedikit ramah tamah, kemudian pindah lagi ke pintu yang lain. namun dampaknya sangat-sangat dahsyat. tidak seperti banner-banner yang dipasang tiap 5 meter yang saat ini pun saya sudah lupa seperti apa wajah maupun kata-kata yang tertulis disana. namun dia sangat membekas di ingatan saya. padahal saya hanya pendatang sementara waktu disana, apalagi orang-orang yang memang tinggal disana..???

Semoga hanya saya saja yang terlalu skeptis memandang masa depan dari cerita ini....

Salam,

1 komentar:

freak dreamer mengatakan...

beuh.. fotonya ironis banget toh :D

tapi emang spanduk kampanye bikin kotor2in pemandangan aja. lebih banyak stiker caleg daripada iklan baris :p

lo aja ngelamar jadi caleg, bro... minimal banyak yang bakal ngingetin lo soal hati nurani :D